Searching...
Sunday, 14 December 2014

Sejarah, Jenis, Kelebihan dan Kekurangan Plastik

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka "malleable", memiliki properti keplastikan.

Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.

Plastik dapat juga menuju ke setiap barang yang memiliki karakter yang deformasi atau gagal karena shear stress, lihat keplastikan (fisika) dan ductile.

Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum dengan melihat tulang-belakang polimernya (vinyl{chloride}, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll.). Klasifikasi lainnya juga umum.

Plastik adalah polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan "bergantung" dari tulang-belakang (biasanya "digantung" sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup "pendant" telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.

Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, "shellac") sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, "nitrocellulose") dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene).

Sejarah
Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sementara di India hanya 2kg/orang/tahun.
Jenis plastik
Plastik dapat digolongkan berdasarkan :
Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC)
Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida

Kinerja dan penggunaanya
Plastik komoditas
sifat mekanik tidak terlalu bagus
tidak tahan panas
Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN
Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol minuman
Plastik teknik
Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C
Sifat mekanik bagus
Contohnya: PA, POM, PC, PBT
Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik
Plastik teknik khusus
Temperatur operasi di atas 150 °C
Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²)
Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR
Aplikasi: komponen pesawat
Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
5 ~ 11 Cair (bensin)
9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
   
Berdasarkan sumbernya
Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
Polimer sintetis :
Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)

Proses manufaktur plastik
Injection molding
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas diinjeksikan ke dalam cetakan.
Ekstrusi
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan penampang yang kontinyu.
Thermoforming
Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan.
Blow molding
Biji plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu diekstrusi membentuk pipa (parison) kemudian ditiup di dalam cetakan.

Keunggulan dan Kelemahan Plastik

Keunggulan
  • Kuat
  • Ringan
  • Flaksibel
  • Tahan Karat
  • Tidak Mudah Pecah
  • Mudah diberi warna sehingga menambah daya tarik
  • Mudah dibentuk untuk berbagai fungsi
  • Isolator panas/listrik yang baik
Kelemahan
  • Beberapa jenis plastik tidak tahan panas
  • Beberapa jenis plastik membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai secara alami (non-biodegradable)
  • Jika tidak digunakan sesuai fungsinya, bahan-bahan kimia yang terkandung dalam plastik dapat membahayakan kesehatan
Plastik dan Makanan
Plastik sebagai wadah makanan/minuman sudah biasa digunakan. Namun sebaiknya tidak sembarangan memilih plastik untuk wadah makanan/minuman. Jika tidak berhati-hati, materi yang digunakan plastik akan berdampak buruk dan berbahaya bagi kesehatan.

Tahukah Anda?
Plastik terdiri dari berbagai bahan kimia (monomer). Dalam kondisi tertentu, kontak antara plastik dengan makanan dapat menyebabkan terjadinya perpindahan bahan-bahan kimia dari wadah ke makanan yang disebut Migrasi.

Migrasi (perpindahan) bahan kimia terjadi karena pengaruh suhu makanan, penyimpanan atau proses pengolahannya. Semakin tinggi suhu, semakin besar kemungkinan terjadinya migrasi.

Lamanya waktu menyimpan makanan juga berpengaruh. Semakin lama waktu kontak antara makanan dengan kemasan plastik, semakin tinggi jumlah bahan kimia yang bermigrasi. Jika dikonsumsi secara-menerus menerus dalam jangka waktu lama, dapat membahayakan kesehatan seperti memicu penyakit kanker.

Memilih Wadah Plastik Aman
Dr. Yadi Haryadi, pakar pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, berbagi kiat untuk mengenali plastik yang aman digunakan sebagai wadah makanan dan minuman.

Memenuhi salah satu kriteria :
Simbol gelas dan garpu, atau
Tulisan food grade, atau
Tulisan approved by FDA, atau
Merupakan merek dagang yang dipatenkan

Kiat memilih wadah plastik aman :
Memenuhi standar mutu dan keamanan pangan dari lembaga berwenang, baik di negara asal atau di Indonesia
Jangan tergiur harga murah, tetapi memberi resiko buruk bagi kesehatan
Belilah dari penjual (distributor/dealer) resminya
"Wadah plastik yang aman selain memenuhi standar dari lembaga berwenang, juga diproduksi oleh perusahaan yang dipercaya memiliki komitmen untuk menyediakan produk aman bagi masyarakat."

Kenapa Merk Harus Dipatenkan ?
Merek yang sudah dipatenkan telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh lembaga-lembaga terpercaya dalam hal jaminan kualitas

Lembaga yang Berwenang
Produk plastik dinyatakan aman untuk digunakan sebagai kemasan atau wadah makanan dan minuman jika bahan yang digunakan memenuhi standar aman yang ditetapkan oleh lembaga berwenang terpercaya. Lembaga apa sajakah yang bisa dipercaya sebagai standar jaminan keamanan.

Food & Drug Administration (FDA)
Merupakan lembaga Administrasi Makanan dan Obat-obatan di Amerika Serikat. Dalam kaitannya dengan plastik, FDA mengatur kebijaksanaan mengenai standar keamanan plastik sebagai wadah untuk menyimpan , menyiapkan serta menghidangkan makanan. Selain itu, FDA juga membuat aturan standar kandungan indirect food additives (zat tambahan tidak langsung) maksimum pada kemasan yang diperbolehkan bila kontak dengan makanan/minuman yang dikonsumsi manusia.

Eeropean Food Safety Authority (EFSA)
Merupakan lembaga Pengatur Keamanan Makanan Uni Eropa, tugasnya memberikan pedoman secara ilmiah bahaya yang mungkin terdapat dalam berbagai produk kemasan yang berkenaan dengan pangan. Salah satu bidang lingkupnya meliputi efek langsung atau tidak langsung pangan dan kemasannya terhadap kesehatan manusia.

Japan Hygienic Olefin and Styrene Plastics Association (JHOSPA)
JHOSPA, badan dari Jepang yang menentukan batasan aman untuk material yang digunakan pada kemasan produk plastik yang memiliki kontak dengan makanan/minuman.

Japan Food Safety Commision (JFSC)
JFSC adalah sebuah lembaga dari Jepang yang mengeluarkan pedoman secara ilmiah batasan aman tidaknya sebuah produk yang kontak dengan pangan dan mengkomunikasikannya pada konsumen.

Society of Plastic Industry (SPI)
SPI atau Komunitas Industri Plastik adalah asosiasi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang plastik di Amerika Serikat. SPI mewakili anggotanya dalam mengatur kebijakan-kebijakan mengenai keunggulan produk-produk plastik dan mengkomunikasikan kontribusi industri plastik bagi masyarakat.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
BPOM adalah lembaga yang berwenang mengatur dan melaksanakan kebijakan pengawasan obat dan makanan di Indonesia. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap kemasan-kemasan yang memiliki kontak dengan makanan/minuman yang dikonsumsi masyarakat Indonesia, salah satunya adalah kemasan plastik. Dari hasil pengawasan tersebut BPOM memberikan informasi dan himbauan kepada masyarakat jika sebuah kemasan memiliki potensi membahayakan kesehatan..

3 comments:

  1. PT Sinergy Indopack Makmur
    Supplier Kemasan Plastik Berkualitas yang aman untuk Mengemas Makanan
    www.kemasansinergy.com

    ReplyDelete
  2. thanks gan informasinya, sangat membantu
    silahkan cek juga http://www.ahlibeton.co.id/2015/09/floor-hardener.html untuk pembuatan floor hardener

    ReplyDelete

 
Back to top!