Islam
sebagai syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad diturunkan dan mengalami
masa formasinya di tanah Arab? Mengapa disana padahal Islam adalah
untuk seluruh alam? Mengapa bukan di Roma, di Cina, atau di Asia
Tenggara? Dengan diturunkannya Islam di Arab, maka Islam kemudian
menjadi sangat terkait dan tidak dapat dilepaskan dari kearaban.
Sebagaimana diketahui, keseluruhan bangunan Islam bukanlah bangunan yang
sama sekali baru, yang didatangkan untuk mengganti sama sekali bangunan
lama (baca: bangunan Arab). Diriwayatkan bahwasanya Nabi Adam as. dan
Isterinya Sitti Hawa atas izin Allah bertemu di Jabbal Rahma yaitu salahsatu daerah di Arab. Dan mereka beranak cucu serta beribadah di tempat
itu.
Dan diriwayatkan pula bahwasanya Nabi
Ibrahim as. dan Nabi Ismail as. membangun rumah ibadah yang sekarang
dikenal dengan ka'bah di tempat itu pula...
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia." (QS. Ali Imran (3) : 96)
Posisi Strategis
Bila kita cermati peta dunia, kita akan mendapati adanya banyak benua yang menjadi titik pusat peradaban manusia. Dan Jazirah Arabia terletak di antara tiga benua besar yang sepanjang sejarah menjadi pusat peradaban manusia. Barangkali setelah mengetahuinya, ada yang ingin mengatakan bahwa Islam diturunkan di Arab karena Arab saat itu terletak dalam apitan dua adikuasa sekaligus mercusuar peradaban dunia, yakni Romawi mewakili dunia Barat dan Persia mewakili dunia Timur..
Meskipun berada dalam apitan keduanya, tanah Arab tempat Islam diturunkan diakui oleh para sejarawan sebagai tanah yang tak terjamah, dalam pengertian belum sempat terjajah, terlepas dari kondisi geografisnya yang memang tidak menarik hasrat kaum penjajah. Karena masyarakat Arab belum pernah dijajah maka mereka pun belum sempat tenggelam dan larut dalam pemikiran, ideologi, dan mitos yang disusupkan oleh kaum penjajah. Karena itulah maka masyarakat Arab saat itu disebut sebagai masyarakat ummi. Barangkali akan lebih mudah menyebarkan pemikiran dalam suatu masyarakat yang pemikirannya masih relatif sederhana dan belum sarat dengan ideologi produk manusia, daripada melakukannya dalam suatu masyarakat yang sudah menganut berbagai pemikiran yang beraneka ragam. Dalam kondisi yang belakangan disebut, sangat dimungkinkan akan terjadi peniruan-peniruan budaya yang mampir kesana seperti budaya menyembah berhala yang diperlihatkan oleh bangsa China yang sebagai pemakai jalur perdagangan tersebut....
Sejak masa Rasulullah SAW, posisi jazirah arabia adalah posisi yang strategis dan tepat berada di tengah-tengah dari pusat peradaban dunia, yaitu sebagai pusat jalur perdagangan Internasional di zaman itu....
Bahkan di masa itu, bangsa Aab mengenal dua jenis mata uang sekaligus, yaitu dinar dan dirham. Dinar adalah jenis mata uang emas yang berlaku di Barat yaitu Romawi dan Yunani. Dan Dirham adalah mata uang perak yang dikenal di negeri timur seperti Persia. Dalam aturan HUKUM Islam, baik dinar maupun dirham sama-sama diakui dan dipakai sebagai mata uang yang berlaku.
Ini menunjukkan bahwa jazirah arab punya akses yang mudah baik ke barat maupun ke timur. Bahkan ke utara maupun ke selatan, yaitu Syam di utara dan Yaman di Selatan.
Dengan demikian, ketika Muhammad SAW diangkat menjadi nabi dan diperintahkan menyampaikannya kepada seluruh umat manusia, sangat terbantu dengan posisi jazirah arabia yang memang sangat strategis dan tepat berada di pertemuan semua peradaban.
Kita tidak bisa membayangkan bila Islam diturunkan di wilayah kutub utara yang dingin dan jauh dari mana-mana. Tentu akan sangat lambat sekali dikenal di berbagai peradaban dunia.
Juga tidak bisa kita bayangkan bila Islam diturunkan di kepulauan Irian yang jauh dari peradaban manusia. Tentu Islam hingga hari ini masih mengalami kendala dalam penyebaran.
Sebaliknya, jazirah arabia itu memiliki akses jalan darat dan laut yang sama-sama bermanfaat. Sehingga para Shahabat pun bisa menelusuri kedua jalur itu dengan mudah.
Kesucian Bangsa Arab
Islam datang hanya untuk memperbaiki yang rusak, menambah atau melengkapi yang kurang, dan tetap melestarikan yang lama atau yang sudah ada. Dengan kata lain, Islam datang untuk melakukan konservasi (pemeliharaan dan perlindungan secara teratur) terhadap tradisi lama Arab yang masih baik, disamping melakukan revisi (perubahan) dan penyempurnaan. Terutama dalam hal konservasi tradisi lama, akan muncul sebuah pertanyaan “Bagaimana jadinya andaikata Islam turun di Cina”? Tentunya, bangunan Islam akan berupa ajaran Cina yang direvisi dan disempurnakan!!
Dari titik inilah kita merasa perlu untuk tahu mengapa yang dipilih adalah Arab dan bukan yang lain. Sebagian orang memberikan jawaban, terutama ditujukan untuk anak-anak, bahwa Arab dipilih karena saat itu masyarakatnya merupakan masyarakat yang paling rusak.
Tentu saja, kemudian orang akan bertanya,”Memangnya kenapa kalau masyarakatnya paling rusak? Bukankah itu malah akan menguras banyak tenaga? Kalau Islam turun ke bumi bertujuan untuk membentuk sebuah sistem hidup yang sempurna, bukankah akan lebih efisien (tepat) kalau objeknya adalah wilayah yang sudah mendekati kesempurnaan itu sendiri, artinya yang justru kebobrokan masyarakatnya paling kecil?” Dari pertanyaan tersebut, kita bahkan akan berpikiran lain,”Jangan-jangan, justru masyarakat Arab saat itu merupakan masyarakat yang paling mendekati kesempurnaan itu, yang tentu saja akan menjadi ladang yang sangat baik bagi tumbuhnya tanaman yang bernama Islam”.
Bangsa arab memang sedikit terbelakang secara duniawi dibandingkan peradaban lainnya di masa yang sama. Mereka hidup di gurun pasir yang masih murni dengan menghirup udara segar. Maka berbeda dengan moralitas maknawiyah bangsa lain yang sudah semakin terkotori oleh budaya kota, maka bangsa arab hidup dengan kemurnian niloai kemanusiaan yang masih asli. Oleh sebab itu, sifat jujur, amanah, saling menghormati dan keadilan adalah ciri mendasar dari watak bangsa yang hidup dekat dengan alam. Sesuatu yang telah sulit didapat dari bangsa lain yang hidup di tengah hiruk pikuk kota.
Sebagai contoh mudah, bangsa Arab punya akhlaq mulia sebagai penerima tamu. Pelayanan kepada seorang tamu yang meski belum dikenal merupakan bagian dari harga diri seorang arab sejati. Pantang bagi mereka menyia-nyiakan tamu yang datang. Kalau perlu semua persediaan makan yang mereka miliki pun diberikan kepada tamu. Pantang bagi bangsa arab menolak permintaan orang yang kesusahan. Mereka amat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang paling dasar.
Ketika bangsa lain mengalami degradasi (keterbelakangan) moral seperti minum khamar dan menyembah berhala, bangsa arab hanyalah menjadi korban interaksi dengan mereka. 360 berhala yang ada di sekeliling ka”bah tidak lain karena pengaruh interaksi mereka dengan bangsa yang amat menggemari patung contohnya China. Bahkan sebuah berhala yang paling besar yaitu Hubal, tidak lain merupakan sebuah patung yang diimpor oleh bangsa Arab dari peradaban luar. Maka budaya paganisme yang ada di arab tidak lain hanyalah pengaruh buruk yang diterima sebagai imbas dari pergaulan mereka dengan budaya China, Yaman dan Syam yaitu tanah para Nabi serta yang lainnya...
Kenapa,? Karena Arab memiliki tempat yang stategis sehingga mempermudah masyarakatnya untuk mengcopy tradisi-tradisi bangsa lain yang lewat dan singgah disitu seperti penyembahan berhala dari CINA, SYAM, YAMAN, ROMAWI, YUNANI, dll... Salah 1 pelopor tradisi penyembahan berhala di Arab adalah 'Amr bin Luhay Al-Khuza'iy.. Ia juga salah 1 pemimpin Bani Khuza'ah.. Dia dikenal di Arab sebagai orang yang suka berbuat bijak, mengeluarkan shadaqah dan hormat terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan hampir-hampir mereka menganggapnya sebagai salah seorang ulama besar dan wali yang disegani.
Pada suatu hari,, dia mengadakan perjalanan ke Syam.. Setibanya di Ma'ab (daerah Balqa) dia melihat penduduk setempat sedang menyembah berhala dan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik serta benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat lahirnya para nabi, rasul dan turunnya kitab-kitab suci. Maka dia pulang sambil membawa berhala Hubal (Dewa Bulan) dan meletakannya di dalam Ka’bah. Setelah itu dia mengajak penduduk Mekkah untuk menyembah Hubal tersebut. Orang-orang Hijaz pun banyak yang mengikuti penduduk tanah suci.
Namun sifat jujur, amanah, terbuka dan menghormati sesama merupakan akhlaq dan watak dasar yang tidak bisa hilang begitu saja.
Faktor Bahasa
Dugaan lebih lanjut tentang alasan turunnya Islam di Arab berkaitan dengan persoalan bahasa. Kitab suci Islam dan Sunnah Nabi, yang merupakan sumber dan pokok seluruh ajaran Islam, dituturkan dalam bahasa Arab. Jangan-jangan ini disebabkan oleh kesempurnaan atau keistimewaan bahasa Arab sehingga dapat menjadi sarana yang baik untuk menjelaskan Islam secara tepat dan efektif. Al-Qur’an sendiri menjelaskan bahwa ia diturunkan dalam bahasa Arab yang amat efektif untuk menjelaskan dan menerangkan. salah 1 contohnya: "Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur'an dalam bahasa arab supaya kamu memahami (nya)." (QS. Az-Zukhruf (43) : 3)
Secara sosial (kemasyarakatan), para ilmuwan mengatakan bahwa masyarakat Arab saat itu adalah masyarakat yang merdeka dalam berpikir, menjunjung tinggi harga diri, dan tidak suka terbelenggu dibawah pengaruh orang lain, meskipun di sisi lain mereka memiliki fanatisme (kepercayaan) kesukuan yang sangat tinggi. Kemerdekaan berpikir ini barangkali akan sangat berpeluang besar bagi diterimanya pemikiran Islam yang masih asing bagi mereka. Namun perlu dicatat bahwa meskipun masyarakat Arab saat itu memiliki kemerdekaan berpikir yang cukup besar namun mereka juga sangat suka berlaku taqlid (dogmatis).
Berbagai dugaan diatas memang cukup banyak dan semuanya sudah terjelaskan.... Oleh sebab itu,, dapat disimpulkan bahwasanya :
Arab sudah menjadi pilihan dari Allah SWT. untuk menurunkan Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan penyempurna ajaran yang dibawa oleh Nabi dan Rasul sebelumnya... Kenapa? Karena di Arab,, sudah dipersiapkan oleh Allah SWT. untuk menjadi medan dakwahnya Rasulullah saw. dengan cara menjaga kesucian adab masyarakatnya dan kesucian kotanya dari jamahan penjajah..... Dan juga,, Allah SWT. sudah mempersiapkan juga segala keperluan Rasulullah saw. dalam berdakwah sebelum Rasulullah saw. itu hadir.... seperti berhala-berhala yang nantinya akan dihancurkan oleh Rasulullah saw., sistem perbudakan yang nantinya juga akan dihilangkan oleh Rasulullah saw., dll....
Apabila Islam ketika masih berada di langit sudah mencanangkan sistem ajaran tertentu sementara di bumi terdapat suatu wilayah dan masyarakat yang sedikit banyak sudah bersesuaian dengan sistem di langit tersebut, maka tindakan yang paling efisien (bagus) adalah menurunkan sistem langit tersebut di bagian bumi tersebut. Dan dari seluruh penjelasan diatas,, maka dapat disimpulkan bahwasanya Bangsa Arablah yang sesuai untuk menurunkan ajaran Islam yang sama dengan ajaran langit... karenanya kita tidak perlu membedakan antara nilai-nilai regional (budaya) yang ada dan nilai-nilai langit yang bersifat baru bagi masyarakat di wilayah tersebut. Dalam kondisi semacam ini, nilai-nilai yang awalnya bersifat regional pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang dimaksudkan untuk menjadi nilai-nilai universal (umum secara keseluruhan) bagi semua manusia...
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia." (QS. Ali Imran (3) : 96)
Posisi Strategis
Bila kita cermati peta dunia, kita akan mendapati adanya banyak benua yang menjadi titik pusat peradaban manusia. Dan Jazirah Arabia terletak di antara tiga benua besar yang sepanjang sejarah menjadi pusat peradaban manusia. Barangkali setelah mengetahuinya, ada yang ingin mengatakan bahwa Islam diturunkan di Arab karena Arab saat itu terletak dalam apitan dua adikuasa sekaligus mercusuar peradaban dunia, yakni Romawi mewakili dunia Barat dan Persia mewakili dunia Timur..
Meskipun berada dalam apitan keduanya, tanah Arab tempat Islam diturunkan diakui oleh para sejarawan sebagai tanah yang tak terjamah, dalam pengertian belum sempat terjajah, terlepas dari kondisi geografisnya yang memang tidak menarik hasrat kaum penjajah. Karena masyarakat Arab belum pernah dijajah maka mereka pun belum sempat tenggelam dan larut dalam pemikiran, ideologi, dan mitos yang disusupkan oleh kaum penjajah. Karena itulah maka masyarakat Arab saat itu disebut sebagai masyarakat ummi. Barangkali akan lebih mudah menyebarkan pemikiran dalam suatu masyarakat yang pemikirannya masih relatif sederhana dan belum sarat dengan ideologi produk manusia, daripada melakukannya dalam suatu masyarakat yang sudah menganut berbagai pemikiran yang beraneka ragam. Dalam kondisi yang belakangan disebut, sangat dimungkinkan akan terjadi peniruan-peniruan budaya yang mampir kesana seperti budaya menyembah berhala yang diperlihatkan oleh bangsa China yang sebagai pemakai jalur perdagangan tersebut....
Sejak masa Rasulullah SAW, posisi jazirah arabia adalah posisi yang strategis dan tepat berada di tengah-tengah dari pusat peradaban dunia, yaitu sebagai pusat jalur perdagangan Internasional di zaman itu....
Bahkan di masa itu, bangsa Aab mengenal dua jenis mata uang sekaligus, yaitu dinar dan dirham. Dinar adalah jenis mata uang emas yang berlaku di Barat yaitu Romawi dan Yunani. Dan Dirham adalah mata uang perak yang dikenal di negeri timur seperti Persia. Dalam aturan HUKUM Islam, baik dinar maupun dirham sama-sama diakui dan dipakai sebagai mata uang yang berlaku.
Ini menunjukkan bahwa jazirah arab punya akses yang mudah baik ke barat maupun ke timur. Bahkan ke utara maupun ke selatan, yaitu Syam di utara dan Yaman di Selatan.
Dengan demikian, ketika Muhammad SAW diangkat menjadi nabi dan diperintahkan menyampaikannya kepada seluruh umat manusia, sangat terbantu dengan posisi jazirah arabia yang memang sangat strategis dan tepat berada di pertemuan semua peradaban.
Kita tidak bisa membayangkan bila Islam diturunkan di wilayah kutub utara yang dingin dan jauh dari mana-mana. Tentu akan sangat lambat sekali dikenal di berbagai peradaban dunia.
Juga tidak bisa kita bayangkan bila Islam diturunkan di kepulauan Irian yang jauh dari peradaban manusia. Tentu Islam hingga hari ini masih mengalami kendala dalam penyebaran.
Sebaliknya, jazirah arabia itu memiliki akses jalan darat dan laut yang sama-sama bermanfaat. Sehingga para Shahabat pun bisa menelusuri kedua jalur itu dengan mudah.
Kesucian Bangsa Arab
Islam datang hanya untuk memperbaiki yang rusak, menambah atau melengkapi yang kurang, dan tetap melestarikan yang lama atau yang sudah ada. Dengan kata lain, Islam datang untuk melakukan konservasi (pemeliharaan dan perlindungan secara teratur) terhadap tradisi lama Arab yang masih baik, disamping melakukan revisi (perubahan) dan penyempurnaan. Terutama dalam hal konservasi tradisi lama, akan muncul sebuah pertanyaan “Bagaimana jadinya andaikata Islam turun di Cina”? Tentunya, bangunan Islam akan berupa ajaran Cina yang direvisi dan disempurnakan!!
Dari titik inilah kita merasa perlu untuk tahu mengapa yang dipilih adalah Arab dan bukan yang lain. Sebagian orang memberikan jawaban, terutama ditujukan untuk anak-anak, bahwa Arab dipilih karena saat itu masyarakatnya merupakan masyarakat yang paling rusak.
Tentu saja, kemudian orang akan bertanya,”Memangnya kenapa kalau masyarakatnya paling rusak? Bukankah itu malah akan menguras banyak tenaga? Kalau Islam turun ke bumi bertujuan untuk membentuk sebuah sistem hidup yang sempurna, bukankah akan lebih efisien (tepat) kalau objeknya adalah wilayah yang sudah mendekati kesempurnaan itu sendiri, artinya yang justru kebobrokan masyarakatnya paling kecil?” Dari pertanyaan tersebut, kita bahkan akan berpikiran lain,”Jangan-jangan, justru masyarakat Arab saat itu merupakan masyarakat yang paling mendekati kesempurnaan itu, yang tentu saja akan menjadi ladang yang sangat baik bagi tumbuhnya tanaman yang bernama Islam”.
Bangsa arab memang sedikit terbelakang secara duniawi dibandingkan peradaban lainnya di masa yang sama. Mereka hidup di gurun pasir yang masih murni dengan menghirup udara segar. Maka berbeda dengan moralitas maknawiyah bangsa lain yang sudah semakin terkotori oleh budaya kota, maka bangsa arab hidup dengan kemurnian niloai kemanusiaan yang masih asli. Oleh sebab itu, sifat jujur, amanah, saling menghormati dan keadilan adalah ciri mendasar dari watak bangsa yang hidup dekat dengan alam. Sesuatu yang telah sulit didapat dari bangsa lain yang hidup di tengah hiruk pikuk kota.
Sebagai contoh mudah, bangsa Arab punya akhlaq mulia sebagai penerima tamu. Pelayanan kepada seorang tamu yang meski belum dikenal merupakan bagian dari harga diri seorang arab sejati. Pantang bagi mereka menyia-nyiakan tamu yang datang. Kalau perlu semua persediaan makan yang mereka miliki pun diberikan kepada tamu. Pantang bagi bangsa arab menolak permintaan orang yang kesusahan. Mereka amat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang paling dasar.
Ketika bangsa lain mengalami degradasi (keterbelakangan) moral seperti minum khamar dan menyembah berhala, bangsa arab hanyalah menjadi korban interaksi dengan mereka. 360 berhala yang ada di sekeliling ka”bah tidak lain karena pengaruh interaksi mereka dengan bangsa yang amat menggemari patung contohnya China. Bahkan sebuah berhala yang paling besar yaitu Hubal, tidak lain merupakan sebuah patung yang diimpor oleh bangsa Arab dari peradaban luar. Maka budaya paganisme yang ada di arab tidak lain hanyalah pengaruh buruk yang diterima sebagai imbas dari pergaulan mereka dengan budaya China, Yaman dan Syam yaitu tanah para Nabi serta yang lainnya...
Kenapa,? Karena Arab memiliki tempat yang stategis sehingga mempermudah masyarakatnya untuk mengcopy tradisi-tradisi bangsa lain yang lewat dan singgah disitu seperti penyembahan berhala dari CINA, SYAM, YAMAN, ROMAWI, YUNANI, dll... Salah 1 pelopor tradisi penyembahan berhala di Arab adalah 'Amr bin Luhay Al-Khuza'iy.. Ia juga salah 1 pemimpin Bani Khuza'ah.. Dia dikenal di Arab sebagai orang yang suka berbuat bijak, mengeluarkan shadaqah dan hormat terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan hampir-hampir mereka menganggapnya sebagai salah seorang ulama besar dan wali yang disegani.
Pada suatu hari,, dia mengadakan perjalanan ke Syam.. Setibanya di Ma'ab (daerah Balqa) dia melihat penduduk setempat sedang menyembah berhala dan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik serta benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat lahirnya para nabi, rasul dan turunnya kitab-kitab suci. Maka dia pulang sambil membawa berhala Hubal (Dewa Bulan) dan meletakannya di dalam Ka’bah. Setelah itu dia mengajak penduduk Mekkah untuk menyembah Hubal tersebut. Orang-orang Hijaz pun banyak yang mengikuti penduduk tanah suci.
Namun sifat jujur, amanah, terbuka dan menghormati sesama merupakan akhlaq dan watak dasar yang tidak bisa hilang begitu saja.
Faktor Bahasa
Dugaan lebih lanjut tentang alasan turunnya Islam di Arab berkaitan dengan persoalan bahasa. Kitab suci Islam dan Sunnah Nabi, yang merupakan sumber dan pokok seluruh ajaran Islam, dituturkan dalam bahasa Arab. Jangan-jangan ini disebabkan oleh kesempurnaan atau keistimewaan bahasa Arab sehingga dapat menjadi sarana yang baik untuk menjelaskan Islam secara tepat dan efektif. Al-Qur’an sendiri menjelaskan bahwa ia diturunkan dalam bahasa Arab yang amat efektif untuk menjelaskan dan menerangkan. salah 1 contohnya: "Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur'an dalam bahasa arab supaya kamu memahami (nya)." (QS. Az-Zukhruf (43) : 3)
Secara sosial (kemasyarakatan), para ilmuwan mengatakan bahwa masyarakat Arab saat itu adalah masyarakat yang merdeka dalam berpikir, menjunjung tinggi harga diri, dan tidak suka terbelenggu dibawah pengaruh orang lain, meskipun di sisi lain mereka memiliki fanatisme (kepercayaan) kesukuan yang sangat tinggi. Kemerdekaan berpikir ini barangkali akan sangat berpeluang besar bagi diterimanya pemikiran Islam yang masih asing bagi mereka. Namun perlu dicatat bahwa meskipun masyarakat Arab saat itu memiliki kemerdekaan berpikir yang cukup besar namun mereka juga sangat suka berlaku taqlid (dogmatis).
Berbagai dugaan diatas memang cukup banyak dan semuanya sudah terjelaskan.... Oleh sebab itu,, dapat disimpulkan bahwasanya :
Arab sudah menjadi pilihan dari Allah SWT. untuk menurunkan Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan penyempurna ajaran yang dibawa oleh Nabi dan Rasul sebelumnya... Kenapa? Karena di Arab,, sudah dipersiapkan oleh Allah SWT. untuk menjadi medan dakwahnya Rasulullah saw. dengan cara menjaga kesucian adab masyarakatnya dan kesucian kotanya dari jamahan penjajah..... Dan juga,, Allah SWT. sudah mempersiapkan juga segala keperluan Rasulullah saw. dalam berdakwah sebelum Rasulullah saw. itu hadir.... seperti berhala-berhala yang nantinya akan dihancurkan oleh Rasulullah saw., sistem perbudakan yang nantinya juga akan dihilangkan oleh Rasulullah saw., dll....
Apabila Islam ketika masih berada di langit sudah mencanangkan sistem ajaran tertentu sementara di bumi terdapat suatu wilayah dan masyarakat yang sedikit banyak sudah bersesuaian dengan sistem di langit tersebut, maka tindakan yang paling efisien (bagus) adalah menurunkan sistem langit tersebut di bagian bumi tersebut. Dan dari seluruh penjelasan diatas,, maka dapat disimpulkan bahwasanya Bangsa Arablah yang sesuai untuk menurunkan ajaran Islam yang sama dengan ajaran langit... karenanya kita tidak perlu membedakan antara nilai-nilai regional (budaya) yang ada dan nilai-nilai langit yang bersifat baru bagi masyarakat di wilayah tersebut. Dalam kondisi semacam ini, nilai-nilai yang awalnya bersifat regional pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang dimaksudkan untuk menjadi nilai-nilai universal (umum secara keseluruhan) bagi semua manusia...
0 comments:
Post a Comment