Penyimpangan dari akidah yang benar adalah kehancuran dan kesesatan. Karena akidah yang benar merupakan motivator utama bagi amal yang bermanfaat. Tanpa akidah yang benar seseorang akan menjadi mangsa bagi persangkaan dan keragu-raguan yang lama-kelamaan mungkin menumpuk dan menghalangi dari pandangan yang benar terhadap jalan hidup kebahagiaan.
Masyarakat yang tidak dipimpin oleh akidah yang benar merupakan masyarakat hewani tidak memiliki prinsip-prinsip hidup bahagia meskipun mereka bergelimang dengan materi. Dengan materi mereka terkadang justru sering terperosok pada kehancuran sebagaimana yang kita lihat pada masyarakat jahiliah. Karena sesungguhnya kekayaan materi memerlukan taujih dalam penggunaannya dan tidak ada pemberi arahan yang benar kecuali akidah shahihah.
Maka kekuatan akidah tidak boleh dipisahkan dari kekuatan maddiyah. Jika hal itu dilakukan dengan menyeleweng kepada akidah batil kekuatan materi akan berubah menjadi sarana penghancur dan alat perusak seperti yang terjadi di negara-negara kafir yang memiliki materi tetapi tidak memiliki akidah shahihah.
Sebab-sebab penyimpangan akidah yang harus kita ketahui adalah sebagai berikut :
1. Kebodohan terhadap akidah shahihah sebab tidak mau mempelajari dan mengajarkannya atau sebab kurangnya perhatian terhadapnya. Akibatnya tumbuh suatu generasi yang tidak mengenal akidah shahihah dan juga tidak mengetahui lawan atau kebalikannya. Akibatnya mereka meyakini yang hak sebagai sesuatu yang batil dan yang batil dianggap sebagai yang hak. Hal itu sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Umar r.a. yang artinya : Sesungguhnya ikatan simpul Islam akan pudar satu demi satu manakala di dalam Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal kejahiliahan.
2. Fanatik kepada sesuatu yang diwarisi dari bapak dan nenek moyangnya sekalipun hal itu batil dan mencampakkan apa yang menyalahi sekalipun hal itu benar. Hal itu sebagaimana telah difirmankan Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 170 :
"Dan apabila dikatakan kepada mereka ‘Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah’ mereka menjawab ‘ tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari nenek moyang kami.’ Walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun dan tidak mendapat petunjuk."
3. Taklid buta dengan mengambil pendapat manusia dalam masalah akidah tanpa mengetahui dalilnya dan tanpa menyelidiki seberapa jauh kebenarannya. Hal itu sebagaimana yang terjadi pada golongan-golongan seperti Muktazilah Jahmiyah dan lainnya. Mereka bertaklid kepada orang-orang sebelum mereka dari para imam yang sesat sehingga mereka juga sesat jauh dari akidah yang lurus.
4. Berlebihan dalam mencintai para wali dan orang-orang saleh serta mengangkat mereka di atas derajat yang semestinya atau terlalu mengagungkannya sehingga meyakini pada diri mereka sesuatu yang tidak mampu dilakukan kecuali oleh Allah baik berupa mendatangkan kemanfaatan maupun menolak kemudaratan.
5. Lalai terhadap perenungan ayat-ayat Allah yang terhampar di jagat raya ini dan ayat-ayat Allah yang tertuang dalam kitab-Nya. Di samping itu juga terbuai dengan hasil-hasil teknologi dan kebudayaan sampai-sampai mengira bahwa itu semua adalah hasil kreasi manusia semata sehingga mereka mengagung-agungkan manusia serta menisbatkan seluruh kemajuan ini kepada jerih payah dan penemuan manusia semata. Hal ini sebagaimana kesombongan Qarun yang mengatakan seperti dalam surah Al-Qashash ayat 78 Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.
6. Mereka tidak berpikir dan tidak pula melihat keagungan Tuhan yang telah menciptakan alam ini dan yang telah menimbun berbagai macam keistimewaan di dalamnya. Juga yang telah menciptakan manusia lengkap dgn bekal keahlian dan kemampuan guna menemukan keistimewaan-keistimewaan alam serta memfungsikannya demi kepentingan manusia.
7. Pada umumnya rumah tangga sekarang ini kosong dari pengarahan yang benar {menurut Islam}. Padahal baginda Rasul saw. telah bersabda Setiap bayi itu dilahirkan atas dasar fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi Nashrani atau Majuzi. Jadi orang tua mempunyai peranan besar dalam meluruskan jalan hidup anak-anaknya.
8. Enggannya media pendidikan dan media informasi melaksanakan tugasnya. Kurikulum pendidikan kebanyakan tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap pendidikan agama Islam bahkan ada yang tidak peduli sama sekali. Sedangkan media informasi baik media cetak maupun elektronik berubah menjadi sarana penghancur dan perusak atau paling tidak hanya memfokuskan pada hal-hal yang bersifat materi dan hiburan semata. Tidak memperhatikan hal-hal yang dapat meluruskan moral dan menanamkan akidah serta menangkis aliran-aliran sesat. Dari sini muncullah generasi yang tak mengenakan busana tanpa senjata yang tidak berdaya di hadapan pasukan kekufuran yang persenjataannya lengkap.
Cara Menanggulangi Penyimpangan
- Kembali kepada kitabullah dan sunah Rasulullah saw. untuk mengambil akidah shahihah sebagaimana para salaf saleh mengambil akidahnya dari keduanya. Tidak akan dapat memperbaiki akhir umat ini kecuali apa yang telah memperbaiki umat pendahulunya. Juga dengan mengkaji akidah golongan sesat dan mengenal syubhat-syubhat mereka untuk kita bantah dan kita waspadai sebab siapa yang tidak mengenal keburukan ia dikhawatirkan terperosok ke dalamnya.
- Memberi perhatian pada pengajaran pemahaman akidah shahihah akidah salaf di berbagai jenjang pendidikan. Memberi jam pelajaran yang cukup serta mengadakan evaluasi yang ketat dalam menyajikan materi ini.
- Harus ditetapkan kitab-kitab salaf yang bersih sebagai materi pelajaran sedangkan kitab-kitab kelompok penyeleweng harus dijauhkan.
- Menyebarkan para da'i yang meluruskan akidah umat Islam dengan mengajarkan akidah salaf serta menjawab dan menolak seluruh akidah batil.
0 comments:
Post a Comment