Setiap manusia pasti memiliki keinginan terhadap sesuatu. Itulah yang kemudian disebut keinginan pribadi. Pada dasarnya manusia boleh saja memenuhi segala keinginannya selama keinginan itu tidak bertentangan dengan aturan Allah SWT dan Rasul-Nya. Namun ternyata begitu banyak manusia yang memenuhi segala keinginannya yang tidak benar tanpa kendali.
Oleh sebab itu di dalam Islam kita mengenal ada perintah berperang melawan keinginan pribadi. Itu artinya kita harus bisa mengendalikan keinginan pribadi bukan membunuhnya, yang membuat kita tidak memiliki lagi keinginan terhadap sesuatu. Menuruti keinginan pribadi dalam arti negatif yakni menuruti segala keinginan yang tidak dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ini merupakan sifat yang tidak boleh kita miliki. Bila hal itu kita miliki akan sangat berbahaya tidak hanya bagi kita secara pribadi tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat luas.
Ada banyak dampak negatif yang akan ditimbulkan dari menuruti keinginan pribadi tanpa kendali itu, di antaranya adalah :
Menyimpang dari Kebenaran
Orang yang menuruti keinginan pribadi cenderung menyimpang dari kebenaran baik dalam bentuk perkataan perbuatan maupun keputusan dan kebijakan yang ditempuhnya. Keinginan memiliki harta membuat begitu banyak orang yang menghalalkan segala cara dalam memperolehnya meskipun akan merugikan pihak lain. Keinginan memperoleh dan mempertahankan kekuasaan telah membuat banyak orang yang melanggar peraturan meskipun peraturan itu dibuat oleh mereka sendiri dan begitulah seterusnya. Allah SWT berfirman yang artinya : "Maka janganlah kamu mengikuti keinginan pribadi karena kamu ingin menyimpang dari kebenaran." Oleh sebab itu sebagai muslim kita harus selalu berusaha berada di atas ketentuan yang telah digariskan Allah SWT dalam menjalankan kehidupan di dunia ini dan tidak akan tergoda oleh keinginan keinginan pribadi manusia yang memang selalu berusaha menyimpangkan kita dari jalan hidup yang benar. "Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat dari urusan itu maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti keinginan pribadi orang-orang yang tidak mengetahui."
Sesat dan Menyesatkan
Manusia yang menyimpang dari kebenaran berarti menempuh jalan yang sesat dan orang yang mengikuti keinginan pribadi sering kali semakin asyik dengan kesesatannya itu bahkan sampai tidak merasa berdosa lalu berusaha membenarkan kesesatan yang dilakukannya itu dengan berbagai dalih. Oleh sebab itu seorang muslim diingatkan oleh Allah SWT agar jangan sampai menuruti keinginan pribadi yang akan membawanya pada kesesatan yang fatal. "Janganlah kamu mengikuti keinginan pribadi karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat karena mereka melupakan hari perhitungan." Kalau seseorang selalu mengikuti keinginan pribadi yang akhirnya mengarahkan dirinya pada kesesatan maka dia pun tidak mau sesat sendirian dia pun selalu berusaha untuk menyesatkan orang lain secara sungguh-sungguh. "Dan sesungguhnya kebanyakan mereka benar-benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan keinginan pribadi mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas."
Melampaui Batas
Dalam banyak kasus orang yang menuruti keinginan pribadi menunjukkan sikap dan melakukan tindakan yang melampaui batas-batas kewajaran. Sebagai contoh kita tidak boleh berburuk sangka kepada orang lain namun karena ada orang yang berburuk sangka kepada orang lain kita pun mengikutinya dalam opini yang berburuk sangka itu dan penilaian terhadapnya menjadi jelek. Jangankan orang tersebut melakukan keburukan bila dia melakukan sesuatu yang sangat baik sekalipun kita menganggapnya sebagai sesuatu yang buruk ini namanya melampaui batas-batas kewajaran. Orang yang selalui menuruti keinginan pribadinya memang akan selalu bersikap dan berperilaku yang melampaui batas. "Dan janganlah kamu mengikuti orang-orang yang hatinya telah Kami lalaikan untuk mengingat Kami serta mengikuti keinginan pribadinya karena segala urusannya suka melampaui batas."
Ayat tersebut di atas turun ada sebabnya. Di antara riwayat yang menjelaskan tentang sebabnya adalah sebagai berikut : Uyainah bin Hishnin datang menghadap Nabi SAW yang sedang duduk bersama Salman al-Farisi. Ia berkata, jika kami datang hendaknya orang ini dikeluarkan dan baru kami dipersilakan masuk maka turun ayat tersebut yang mengingatkan Rasulullah untuk tidak memenuhi permintaan tersebut karena hal itu sudah malampaui batas. Dalam kehidupan kita sekarang kita dapati begitu banyak orang yang karena menuruti keinginan pribadinya selalu memberikan penilaian yang buruk kepada orang lain meskipun orang tersebut melakukan sesuatu yang sangat baik dan menyikapi segala sesuatu dengan hal-hal yang tidak wajar.
Bentuk lain dalam soal melampaui batas adalah penggunaan atau membelanjakan harta yang cenderung boros padahal Islam melarang orang untuk berlaku boros tetapi yang diperintah adalah berhemat. Dalam hal ini ada orang yang berlebih-lebihan dalam soal makan minum pakaian rumah kendaraan dan sebagainya. Akibatnya ada kegoncangan dalam masalah ekonomi yang berakibat pada pergeseran nilai manakala hal-hal tersebut tidak bisa dipenuhi secara wajar.
Merusak Kehidupan
Rusaknya kehidupan manusia akan terjadi apabila mereka selalu menuruti keinginan pribadinya baik kerusakan itu dari segi fisik maupun mental. Kehidupan rumah tangga juga akan mengalami kerusakan apabila orang yang ada di dalamnya selalu menuruti keinginan pribadi. Suatu bangsa dan negara juga akan hancur manakala manusianya suka menuruti keinginan pribadi. Menuruti keinginan pribadi dalam soal harta akan merusak sendi-sendi kehidupan ekonomi. Menuruti keinginan pribadi dalam masalah seks akan merusak kehidupan moral dan akhlak mulia. Menuruti keinginan pribadi berkuasa akan menghancurkan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara begitulah seterusnya.
Karena itu dalam suatu hadis Rasulullah SAW bersabda, ada tiga hal yang dapat merusak kekikiran yang selalu ditaati keinginan pribadi yang diikuti dan bangga terhadap diri sendiri. Terjadinya kerusakan fisik lingkungan hidup serta moralitas yang rendah bagai binatang adalah disebabkan oleh tindakan manusia sendiri yang selalu menuruti keinginan pribadinya dan itu semestinya membuat manusia menyadari kesalahannya lalu mau kembali ke jalan hidup yang benar. "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan mereka agar mereka kembali."
Dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa keinginan yang ada pada diri kita masing-masing harus kita kendalikan dengan baik sehingga segala keinginannya yang baik akan kita turuti dan kita penuhi sedangkan keinginan yang buruk tidak akan kita penuhi meskipun hal itu akan menyenangkan diri kita secara duniawi. Apabila hal ini tidak bisa kita capai kita mengalami kerugian baik di dunia maupun di akhirat. Di sinilah pentingnya memiliki keinginan yang selalu memperoleh rahmat dari Allah SWT sebagaimana yang telah dimiliki oleh Nabi Yusuf a.s. sehingga beliau bisa menghindarkan dirinya dari segala bentuk kemaksiatan.
0 comments:
Post a Comment