Searching...
Thursday, 22 January 2015

Karakteristik Dakwah Nabi Muhammad Rasulullah SAW

Ketika kita telah melihat dan mengetahui bagaimana akhlak Nabi yang mulia Muhammad Rasulullah SAW, tentu kita sebagai umatnya ingin sekali seperti beliau, karena beliau adalah sebaik-baiknya panutan. Bahkan dalam perkara akhlak, beliau sangat menekankan kepada umatnya. Namun, bukan hanya dari segi akhlak saja yang kita harus tunduk dan patuh sebagaimana yang beliau lakukan, akan tetapi dari segi metode beliau dalam menyampaikan risalah Islam pun harus kita ikuti. Itu jika kita benar-benar ingin mengatakan bahwa beliau adalah suri tauladan kita dalam kehidupan kita, terlebih lagi dalam hal berdakwah sebagai wujud untuk menyampaikan atau melanjutkan risalah Islam sebagai solusi atas segala permasalah yang menimpa dunia karena Islam adalah solusi, Islam al huwal hal.

Siapa saja yang mau sungguh membaca dan mengkaji sirah nabawiyah, tentu akan sangat mudah melihat bagaimana metode dakwah Rasulullah sejak melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3 tahun di Makkah, kemudian dakwah secara terang-terangan selama 10 tahun di Makkah, hingga ketika berhasil mendirikan Daulah Islam di Madinah al Munawarah dalam fase dakwah selama 10 tahun yakni dakwah beliau memilki karakter khas yaitu dakwah Pemikiran, Politik dan Anti Terhadap Kekerasan.

Dakwah Pemikiran
Sejak diangkat menjadi Nabi sekaligus sebagai Rasul yang di utus oleh Allah SWT, Nabi Muhammad saw telah mendakwahkan pemikiran kepada warga kota Makkah. Beliau menanamkan kalimat tauhid Lâ ilâha illallâh kepada masyarakat kafir quraysi, agar masyarakat kala itu tidak lagi menyembah patung-patung berhala yang mereka buat sendiri kemudian mereka sembah. Rasulullah berusaha merubah mindset atau pola fikir mereka dengan kalimat tauhid tersebut.

Begitu pula, pemikiran Islam yang ditanamkan Rasul tentang kehidupan setelah dunia telah mengubah persepsi tentang kebahagiaan pada diri umat, dari sekedar pemenuhan syahwat dengan segala kenikmatan dunia beralih kepada mencari ridha Allah Swt. Nampaklah kaum muslim binaan Nabi tidak takut akan kematian, dan berharap syahid di jalan Allah SWT.

Selain itu, banyak sekali nash-nash Al Quran maupun perbuatan Nabi yang menunjukkan adanya pergolakan pemikiran (shirâ’ul fikriy) untuk menentang ideologi, peraturan dan ide kufur. Juga, beliau menentang akidah yang rusak, ide-ide yang keliru dan pemahaman yang rancu. Beliau melakukannya dengan cara menjelaskan kepalsuan, kesalahan dan pertentangannya dengan Islam untuk memurnikan dan menyelamatkan masyarakat dari ide-ide tersebut, serta dari pengaruh dan dampak buruknya.

Dakwah Politik
Ada sebagian umat Islam yang memisahkan politik dari Islam. Bahkan ada yang beranggapan bahwa politik tidak boleh dibicarakan dimasjid-masjid, karena politik itu adalah najis dan kotor. Mungkin saja itu karena ketidakfahaman akan hakikat dari politik itu sendiri, karena mungkin saja mereka-mereka yang mengatakan demikian karena melihat kehidupan berpolitik di negari ini yang memang tidak berpoliti secara Islam, akibat dari system kehidupan demokrasi yang memang jauh dari nilai-nilai keislaman. Oleh karena itu merupakan tugas kita dalam menjelaskan dan memahamkan kepada mereka apa itu politik di dalam Islam dan tentunya dengan merujuk kepada dalil berupa aktivitas Rasulullah dalam berpolitik.

Secara umum, politik adalah memelihara urusan umat (As siyâsah hiya ri’âyatu syu`ûnil ummah). Sedangkan politik Islam berarti memelihara dan mengatur urusan masyarakat dengan hukum-hukum Islam dan dipecahkan sesuai dengan syariat Islam. Sirah Rasul saw dan banyak ayat Al Quran menunjukkan bahwa aktivitas dakwah beliau merupakan aktivitas yang bersifat politik. Beliau dalam segenap aktivitasnya senantiasa memperhatikan dan memelihara urusan masyarakat agar sesuai dengan hukum-hukum syara yang diturunkan Allah Swt. Diantara aktivitas politik yang beliau dan sahabatnya lakukan adalah :
  • Mendidik masyarakat dengan tsaqofah Islam supaya mereka dapat menyatu dengan Islam, agar mereka terbebas dari akidah yang rusak, pemikiran yang salah, dan dari pemahaman yang keliru serta pengaruh ide-ide dan pandangan kufur
  • Pergolakan pemikiran yang nampak dalam penentangannya terhadap pemikiran dan sistem kufur, pemikiran yang keliru, akidah yang rusak, dan pemahaman yang sesat dengan cara menjelaskan kerusakannya, menunjukkan kekeliruannya serta menjelaskan hukum Islam dalam masalah tersebut
  • Penentangan terhadap penguasa yang menerapkan hukum kufur dan membongkar makar mereka
Berdasarkan hal ini, dalam konteks kekinian, aktivitas politik yang dilakukan dalam upaya penerapan syariat Islam adalah perjuangan dan berinteraksi dalam lapangan politik untuk membongkar rencana jahat negara-negara besar yang memiliki pengaruh dan dominasi di negeri-negeri muslim untuk membebaskan umat dari belenggu penjajahan dan dominasinya serta mencabut akar-akarnya baik di bidang pemikiran, kebudayaan, politik, maupun militer sekaligus mencabut perundangan mereka dari negeri-negeri kaum muslim. Juga, melakukan koreksi terhadap penguasa dengan mengungkap pengkhianatan mereka terhadap umat dan persekongkolan mereka dengan negara-negara kafir, melancarkan kritik dan kontrol kepada mereka.

Dakwah Tanpa Kekerasan
Kalau kita berbicara tentang dakwah dari segi pelaku dakwah, maka kita bisa bagi menjadi 3 bagian, yakni dakwah secara individu, dakwah secara kelompok dan dakwah oleh Negara / Daulah. Pembagian ini sangat penting dilakukan agar kita bisa melihat secara proporsional tentang kewajiban dari masing-masing pelaku dakwah tersebut.

Dakwah Individu
Aktivitas dakwah secara individu adalah secara fisik dan non fisik. Artinya, selain melakukan dakwah untuk merubah pola fikir seseorang yang dalam hal ini adalah merupakan aktivitas non fisik, maka seseorang dalam hal tertentu diperbolehkan untuk melakukan dakwah secara fisik.

Dakwah secara Berjama’ah/Kelompok
Aktivitas dakwah secara berjama’ah atau kelompok adalah hanya dibatasi dari dakwah secara non fisik saja atau hanya dalam hal pemikiran. Tidak diperbolehkan sebuah keompok dakwah menggunakan kekerasan dalam melakukan aktivitas dakwahnya.

Dakwah oleh Negara
Aktivitas Dakwah Oleh Negara adalah aktivitas dakwah non fisik dan sekaligus fisik, sebagaimana aktivitas dakwah secara individu. Dakwah yang dilakukan oleh negara berkisar pada tugas menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan jihad dan dakwah, serta tugas melindungi ‘aqidah umat. Selain itu, negara juga bertugas menegakkan peradilan di tengah-tengah masyarakat, dan menghukum siapa saja yang melakukan tindak maksiat dan dosa. Negara juga berkewajiban melakukan tindakan-tindakan preventif yang ditujukan untuk menangkal dan mencegah terjadinya tindak maksiat dan dosa.

Strategi dakwah Nabi dilakuakan dengan dua tahap, yang pertama sembunyi-sembunyi. dari strategi ini bila dikaitkan pembelajaran SKI di madrasah bahwa penerapan strategi yang demikian mengandung pengertian bahwa mengajarkan SKI haruslah memakai pendekatan yang mengarah pada pembentukan karakter siswa yang mencerminkan nilai-nilai dari strategi ini.

Beberapa cara kita untuk meneladani dakwah Rasulullah SAW adalah :
  • Disampaikan dengan penuh kehati-hatian, sabar dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, serta hal yang paling penting adalah mengaplikasikan dengan akhlak yang mulia
  • Rasulullah SAW memposisikan para pengikutnya sebagai sahabat. Hal ini tercermin dalam sebutan para pengikutnya, yakni dengan sebutan ‘Sahabat’. Cara seperti ini menimbulkan rasa simpati yang luar biasa, karena di dalam Islam diterapkan kesetaraan dengan begitu jelas
  • Rasulullah SAW. selalu bersama sahabat-sahabatnya yang baik, dalam keadaan suka maupun duka. Dengan demikian terjalin persatuan, kesatuan, dan solidaritas umat Islam yang sangat kuat
  • Rasulullah dan para sahabat sangat tabah dan teguh dalam berdakwah, meskipum menghadapi cercaan dan siksaan yang luar biasa dari kaum Quraisy
  • Dalam mendukung dakwah Rasulullah SAW., para sahabat mengorbankan tenaga, harta, jiwa, dan raga dengan sepenuh hati

0 comments:

Post a Comment

 
Back to top!